Sabtu, 07 Januari 2012

ETIKA DALAM PERGAULAN

Setiap orang mempunyai keku­rangan dan kelebihan pada dirinya masing-masing, maka jangan suka merendahkan orang lain. Ingat! Setiap orang mempu­nyai harga diri.

Tata cara pergaulan atau dalam bahasa Perancisnya “Etiquette” berarti peraturan pergaulan antara seorang dengan orang lain dalam masyarakat, atau seperti dalam kata-kata sehari-hari lazim dinamakan “Sopan Santun”.
Di tiap-tiap negara, bukan saja di negara Barat, sopan santun atau etiquette berlaku, tetapi di negara Indonesia juga berlaku peraturan-peraturan etiquette atau sopan santun.
Sebagai suatu bangsa yang turun -temurun mengenal kepribadian bangsanya yang diwariskan dari nenek moyang, Indonesia pun mempunyai peraturan-peraturan dalam pergaulan.
Melihat kembali zaman-zaman jaya dahulu, zaman kerajaan kesultanan, bangsa Indonesia sudah mengenal “toto kromo”, sopan santun dalam pergaulannya.
Dalam perjalanan sejarahnya bangsa Indonesia, dari zaman ke zaman jaya dahulu, zaman ke zaman, terasa bahwa pegangan tata cara pergaulan ini tidak lagi, dan mulai terlihat, bahwa “tata rama” ini sudah sedikit sekali diperhati­kan. Penggantian zaman ke zaman memberi pengaruh kepada tata cara hidup kita sebagai bangsa, yang mau tidak mau akan menghilangkan ciri-ciri khas suatu bangsa, jika kita tidak berhati-hati terhadap infiltrasi kebudayaan asing yang akan membahayakan kepribadian kita sebagai bangsa yang sudah merdeka yang memegang teguh kepada kelima sila dari Pancasila yang ktia cintai. Sebelum mendalami menge­nai apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh, perlu kita terlebih dahulu memberi sekadar pengartian megnenai faktor-faktor yang mempunyai pengaruh besar di dalam hal sopan santun bangsa Indonesia. Sejarah pun menentukan atau mempengaruhi cara kehidupan kita seperti:
1.  Pengaruh bangsa Barat pada bangsa Indonesia (zaman penjajahan kolonial Belanda)
2.  Agama
3. Adat istiadat bangsa Indonesia di mana negara kesatuan Indonesia terdiri dari      bermacam-macam daerah dengan suku-suku bangsanya.
4.  Suasana perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.
5.  Perasaan masyarakat sesudah mencapai kemerdekaan (pera­saan merdeka yang meluap- luap).
6.  Pergaulan internasional.
Di dalam masa transisi sekarang ini kita harus benar-benar menge­tahui cara-cara dalam membentuk generasi baru dengan arti character dan nation building.
Salah satu dari cara-cara itu adalah mengetahui mengenai sopan santun, toto kromo atau cara-cara kita bergaul dalam masyarakat.
Etiquette (etiket) ini banyak hubungannya dengan pendidikan. Yang dimaksud pendidikan di sini bukan saja pendidikan (education) di sekolah-sekolah, tetapi yang terpenting adalah pendidikan pribadi kita, mental kita, yang terutama harus kita dapatkan dari orang tua kita, sejak kecil menurut lingkungan kita sendiri.

Pergaulan
Manusia selalu hidup berke­lom­pok-kelompok dan harus meng­akui, bahwa hidup berke­lompok itu bu­kan hanya memberi­kan keaman­an, melainkan pula per­sahabatan dan kepuasan.
Kerjasama dan pergaulan yang erat di antara anggota-anggota kelompok itu menyebabkan kelan­jutan hidup, membawa ketenangan yang lebih besar dalam kehidupan manusia. Tiap individu (manusia) perlu bergaul untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadinya, yaitu; keamanan, persahabatan, dan penghargaan dari orang.
Maka dalam melaksanakan hal ini, harus ada suatu peraturan, disiplin atau tuntunan hidup yang ditentukan dalam peraturan-peraturan (cara-cara) bergaul. Peraturan sopan santun kita dapat belajar dari buku-buku mengenai etiket, tetapi yang terpenting terletak kepada diri kita sendiri.

Pribadi (Personality)
Pribadi atau Personality seorang adalah sesuatu yang sudah ada pada diri kita. Tiap-tiap orang mempu­nyai pribadinya, personality sendiri, dan ini dibentuk sejak kita di dalam kandungan ibu, sampai dilahirkan dan selama kecil ditam­bah dengan pengaruh pendidikan orang tua dalam pertumbuhan jiwa kita, sehingga kita menjadi dewasa disempurnakan dengan pengalaman kita masing-masing dalam kehidupan kita, yang akhirnya menentukan “Way of Live” kita.
Maka terlihat bahwa bergaul dalam masyarakat itu, tidak lepas dari norma-narma, sifat-sifat kita sebagai individu (manusia).
Ada 2 hal, yang harus kita benar-benar pelajari yang nantinya dapat membantu kita dalam pergaulan, atau cara kita bergaul.
Pertama, menanyakan pada diri kita sendiri “Bagaimana sifatku sendiri?” Dapatkah aku menyesuaikan diri dengan lingkunganku atau masyarakat?
Kedua, memawas diri sendiri dengan secara sportif dan jujur, dapat mengakui kekurangan-kekurangan kita sendiri dan keinginan untuk juga belajar yang baik dari orang lain.
Untuk memudahkan kita bergaul, kembali lagi kita kepada pertanyaan: Bagaimana sifat kita sebagai individu?
*    Dapatkah kita menyesuaikan diri dengan masyarakat?
*    Dapatkah kita menjauhkan diri dari sifat mementingkan diri sendiri?
*    Dapatkah kita mengembangkan sifat memberi dan menerima?
 Jika kita mendapatkan jawaban yang benar dan jujur dengan mudahlah kita bergaul dalam masyarakat.
  Faktor-faktor yang harus kita miliki adalah:
1.    Menjauhkan kepentingan diri sendiri (aku-isme/egocentris-me).
2.    Saling menghargai.
3.    Menaruh perhatian kepada orang lain.
4.    Kewibawaan (sikap).
5.    Kebijaksanaan.
6.    Approach yang baik
7.    Tegas dan jujur.
8.    Jiwa terbuka.
9.    Keramahan.
10.  Senyum.
  Etiket adalah peraturan yang dibuat oleh manusia untuk manu­sia. Baik kita menyukai atau tidak, yang penting adalah, bahwa kita harus mengetahui mengenai etiket (sopan santun), agar kita tidak canggung di dalam pergaulan sehari-hari.
Di dalam buku-buku teknik ber­gaul dicantumkan ketentuan-ke­tentuan yang penting untuk men­jadi pegangan.
1. Bagaimana kita bisa rnenciptakan kesan pertama yang baik pada orang lain?
2. Orang itu hendaknya dianggap Penting.
3. Perhatikan keadaan orang yang bergaul dengan kita.
4. Jangan bersikap angkuh dan tinggi hati.
5. Nada suara kita dalam percakapan tidak boleh sinis, kasat, membentak. Perlihatkan keramahan di manapun kita berada.
6. Jangan suka memerintah, lebih baik  menolong.
Di dalam pergaulan sehari-hari kita memerlukan pengertian yang agak luas, saling memberi dan menerima, sopan dan ramah tamah, jangan mengadakan perbedaan dengan siapa kita bergaul.
Kalau kita sedang ber­kum­pul dengan kawan-kawan, pahamilah sekeliling kita itu, berikanlah kesempatan pada kawan lain untuk ikut serta berbicara.
Setiap orang mempunyai keku­rangan dan kelebihan pada dirinya masing-masing, maka jangan suka merendahkan orang lain.
Ingat! Bahwa tiap orang mempu­nyai harga diri.


Sikap
Sikap kita harus dapat diten­tukan dalam waktu “sekejap mata”.
Sebagai orang Timur kita harus mempunyai sikap rendah hati, akan tetapi sifat rendah hati ini, tidak boleh berkelebihan, sehingga kita mempu­nyai “Minderwaardigheids Complex”.
Sikap kita harus “beheerst”, yaitu sikap dimana kita manguasai diri dan menguasai suasana.
Dengan selalu berwajah ramah, tidak sombong kita dapat menen­tu­kan sikap kita pada kesan pertama, yang baik dan menguntungkan dalam pergaulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut